Curug Putri Kencana.... Selain Keindahan Alamnya, Anda Juga Bisa Uji Nyali Di Sini...Clift Jumping...

Ah... tadi kita sudah naik dulu sampai ke Curug Love... Jikalau teman-teman langsung ke postingan ini, dan ingin tahu lebih detail arah menuju kemari... ada baiknya membaca perjalanan kita ke Curug Love.

Curug Putri Kencana sudah kita lewati dahulu, namun tidak mampir. Saat perjalanan turun dari Curug Love, barulah saya mampir ke Curug Putri Kencana ini. Lokasinya ada di kiri jalan saat arah pulang dan tepat di pinggir jalan arah tracking kembali ke parkiran.



Ada banyak warung dan saung di sini. Suasana sangat ramai, sehingga saya harus lebih ketat menjaga Halvor. Mayoritas raut muka yang saya lihat memang memang membersitkan rasa takut di dalam hatinya.

Di Curug Putri Pangeran ini ada beberapa batu besar dengan beberapa kolam yang terbentuk secara alami karena aliran air. Kolam ini disebut dengan istilah lokal : Leuwi. Kolam ini cukup dalam, sehingga akan aman bagi kita untuk meloncat dari ketinggian. Yang harus diperhatikan adalah bahwa kita harus sedikit berlari agar terjatuh ke kolamnya, bukan ke bebatuan yang menonjol di tempat kita loncat.

Ada sekitar tiga atau empat tempat meloncat. Yang paling rendah adalah dari batu yang lebih atas. Bagi yang takut, bisa memberanikan diri loncat di kolam ini dahulu.

Batu-batu besar di belakang tidaklah terlalu tinggi. Anda bisa memberanikan diri meloncat dari situ dahulu.

Setelah itu ada platform dari kayu dengan jarak loncat tertinggi. Di seberangnya ada batu besar dengan jarak loncat yang sedang. Kemudian setelah berani meloncat di batu tadi, barulah saya sarankan meloncat dari batu yang di seberang platform kayu tadi. Kemudian puncaknya adalah meloncat dari platform kayu. Kuncinya sama, sedikit berlari agar tidak jatuh di batu yang menonjolnya.

Ada jembatan tempat menyeberang. Saya memotret dari jembatan penyeberangan tadi. Di sebelah kanan adalah platform kayu yang saya sebut, terlihat ada batu menonjol di bawahnya. Dan di seberang platform kayu tersebut ada batu besar juga dengan jarak loncat yang sedang.

Daerah ini lebih ramai dari Curug Love, maklum karena lebih dekat dengan parkiran motor. Untuk ke Curug Love memang lumayan jauh. Saya memilih untuk tidak turun ke aliran air karena keramaian ini. Bolehlah kali lain saya kemari dahulu selagi sepi dan bermain loncat tebing.


Bagaimana dengan teman-teman ? Mau uji nyali ?

Kali ini Halvor juga tak luput dari pengunjung yang ingin berpose mengabadikan dirinya duduk di dekat Halvor. Bapak penjaga curug ini meminta teman sesama penduduk untuk mengabadikannya melalui kamera hand-phonenya. Bapak ini terlihat nyaman dengan Halvor. Sebentar mengobrol sekitar pengalamannya dengan binatang berkaki empat yang pernah ditemukannya di hutan ini, yaitu seekor anakan German Shepherd yang kabur dari tempat pelatihan di dekat sini. Di telinganya terdapat kode stambum 822. GSD ini akhirnya ditebus senilai lima ratus rupiah kala itu oleh si pencari. Pemiliknya konon seorang perwira polisi di Jakarta. Anjing ini sangat penurut, kata si bapak penjaga tadi.

Tidak menemukan obyek menarik yang lainnya, saya segera memutuskan untuk ke tempat parkir. Suasana parkiran kali ini sudah sangat penuh di siang hari. Motor saya sudah terhalang oleh motor-motor lainnya. Ada tiga pemuda penjaga parkiran yang penduduk setempat, mereka sangat antusias dan welcome dengan Halvor. Salah satu penjaga parkir memiliki anjing kampung yang dilatih sebagai anjing pemburu babi hutan.

Bagi pengunjung ber-roda empat, dari tempat parkir mobil, sampai ke tempat parkir motor ini, jika tidak mau repot berjalan kaki, bisa menumpang ojek dengan tarif lima belas ribu rupiah seorang. 

Tarip penitipan motor seikhlasnya, tanpa karcis. Saya memberi mereka lima ribu rupiah. Sambil mengisi tenggorokan dengan teh hangat manis seharga empat ribu rupiah. Tak lama kemudian saya naik motor dan pulang.

Oh iya... makanan di sekitar sini hanyalah mie instant dan gorengan. Barangkali anda suka, di sini bisa didapatkan buah pisang dan buah alpukat, saya menyarankan itu dibandingkan mie instant. Untuk menu makanan, saya memberi nilai plus bagi Curug Nangka. Di Curug Nangka tersedia nasi beserta aneka lauknya.

Perjalanan kembali kali ini agak berbeda, karena suasana terang. Beberapa tempat membingungkan bagi saya. Bukan karena saya keturunan drakula... haha... tapi memang datang saat malam hari dan pulang siang hari, akan sangat berbeda suasananya. Yang tadinya jalanan gelap, dan hanya lampu tertentu yang menunjukkan jalan, sehingga tidak banyak pilihan, kali ini semua terlihat sama. Beberapa kali saya memang harus memutar balik karena salah jalan.

Hari masih siang, saya pulang. Sesampai Jalan Raya Bogor, terlihat seorang bapak baru saja selesai memasang tenda warung nasi uduk. Saya mampir di situ. Untuk dua porsi nasi dan dua ayam goreng, cukup dua puluh enam ribu rupiah. Selagi warung masih sepi, sayapun permisi untuk membuka tas dan memakai jaket kain dan celana jeans. Supaya tas keril tidak terlalu besar, supaya terlihat agak pantas di jalan, dan badan lebih sehat terlindung celana dan jaket. Lalu kembali melanjutkan perjalanan pulang.

Arah pulang cukup membingungkan, sedianya akan mengarah ke Pondok Indah, namun saya entah salah mengambil jalur dimana sehingga sampai di Cawang, kacau. Sesampai di daerah Mal Taman Anggrek saya berbelok menuju arah Pintu Tol Kebon Jeruk. Rasa was-was muncul karena lampu led petunjuk isi tangki bensin sudah berkelip-kelip. Untunglah ada pom bensin dan saya segera berbelok mengisi bensin. Halvor saya ikatkan ke tiang. Selesai mengisi saya dapatkan dua pemuda sedang memotret Halvor. Senyum mereka mengembang saat melihat Halvor naik ke motor. Sepertinya ada yang mereka ingin tanyakan, namun tidak terlontar keluar. Penjaga pom bensin dan beberapa pengunjung lain juga memperhatikan. Ada rasa senang di hati saya, melihat mereka sedikit heran, sayapun tersenyum kepada mereka dan sedikit manganggukkan kepala untuk permisi melanjutkan perjalanan pulang. 

Dengan satu tangki bensin penuh kendaraan motor bebek Supra X 125, beserta semua pengeluaran di atas, berapakah biaya yang saya keluarkan untuk trip ini berdua dengan Mr. Halvor ?

Sesampai di rumah, pukul 6 sore. Angka di motor kalau di hitung, menunjukkan selisih 193 km. Suatu rekor baru buat saya dan Halvor.

Petunjuk waktu berangkat, posisi km berangkat, dan posisi km pulang.

Seharusnya hanya 77 km dan pp anggaplah 160 km, cukup banyak bonusnya... hahaha...

Jadi... lokasi mana lagi yang kalian sarankan untuk kita ?


Salam... woof...woof...
Gunadi dan Halvor




Comments

Popular posts from this blog

Tragedi Curug Panjang, 5 February 2017, Berhati-Hatilah Bermain di Air Terjun

Bagaimana memasang hammock dan flysheet untuk menahan angin ?